ADG

ADG

Tulisan drh Winarno.

ADG merupakan singkatan dari Average Daily Gain. Maksudnya pertambahan bobot badan rata-rata harian. Sekali lagi rata-rata harian. Bukan berdasarkan hitungan hari ini saja, tetapi rata-rata dari beberapa hari, mingguan, dua mingguan, bulanan. Tetapi seperiode dari awal masuk kandang sampai dijual.

Seperiode yang dimaksud tentu berbeda-beda batasnya tiap-tiap peternak dengan segala variasi metode manajemennya.

Batasan yang umum seperiode pemeliharaan sbb :

  1. Penggemukan domba betina genetik lokal 60 hari.
  2. Penggemukan domba jantan genetik lokal 100 hari.
  3. Penggemukan sapi merah (Simental, Limosin) 200 hari.
  4. Penggemukan sapi Brahman Cross (BX) 100-120 hari.
  5. Penggemukan kambing jantan 8-10 bulan. Ukurannya bukan ADG, tetapi pertambahan tinggi badan karena jualnya tidak berdasarkan bobot badan, tetapi fisiknya (Jawa : jogrok).

FAKTOR-FAKTOR

Yang berpengaruh terhadap pencapaian ADG, yang pasti bukan tunggal (bukan pakan saja), antara lain :

  1. Keturunan atau genetik : lokal (domestik), ras.
  2. Jenis kelamin : jantan kebiri dan tidak dikebiri, betina.
  3. Kandang dan sangkar : ekstensif, semi intensif dan intensif.
  4. Nutrisi : udara, air dan pakan :
    √ tidak fermentasi tertutup,
    √ diferementasi tertutup,
    √ ibarat bahan bakar minyak, kelas Premium RON-88, Pertalite RON-90, Pertamax RON-90, Pertamax Plus RON-95, Pertamax Turbo RON-98.
  5. Heat index (HI), iklim setempat, yaitu rata-rata suhu dan kelembaban. Letak geografinya dari permukaan laut (altimeter), berada di dataran rendah (0-499 m), sedang (500-999 m, tinggi (>1.000 m). Karena HI sangat berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi metabolisme tubuh.

Catatan :
Rumus HI = [(Temperatur °C x 1,8) + RH% + 32].

Yang diukur rata-rata harian temperatur (T° C) dan relatif humidity (RH%) kelembaban relatif, pada pukul 06;00, 12:00, 18:00 dan 00:00, selama 14-30 hari pada puncak musim hujan (Januari-Pebruari) dan puncak musim kemarau (Agustus-September).
Nilai HI :
√ Normal 145-149.
√ Ideal 150-155.
√ Toleransi 156-160.
√ Ekstrem >160.

  1. Pola manajemen pemeliharaan sehari-hari, yang tepat mengikuti standar manajemen produksi ISO 9001-2000. Setiap tahapan proses produksi ada standar baku yang mesti dijalankan dengan baik dan benar (good corporate governance). Proses adalah harga mati.

Sebenarnya ada yang lebih penting lagi dibanding ADG, yaitu Feed Conversion Ratio (FCR). FCR adalah tolak ukur performans produksi dan efisiensi usaha penggemukan ternak ruminansia. Menentukan tingkat efisien manajemen produksi ternak ruminansia dan atau unggas.

FCR = JUMLAH PAKAN SEPERIODE (KG) DIBAGI PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SEPERIODE (KG).

Misal, sapi jantan Simental, tidak dikastrasi, dipelihara selama 200 hari. Menghabiskan pakan 3.000 kg, bobot badannya bertambah 200 kg, maka FCR- nya = 3.000/200 = 15.

Bila habisnya pakan 2.400 kg, bobot badannya bertambah 200 kg, maka FCR-nya 12.

Atau habisnya pakan 2.400 kg, bobot badannya bertambah 240 kg, maka FCR-nya = 2.400/240 = 10.

Tentu logisnya pilih yang FCR-nya terendah. Peluang dapat untung lebih terbuka. Lebih-lebih bila peternak bisa membuat pakan dengan kualifikasi HARGA BERSAHABAT KUALITAS HEBAT, bisa mengatur keseimbangan antara feed intake dengan FCR agar bisa untung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *